kapolda

Kapolda Jabar Ajak Warga Isi Tahun Baru Doa Bersama

Kapolda Jabar Ajak Warga Isi Tahun Baru Doa Bersama
Kapolda Jabar Ajak Warga Isi Tahun Baru Doa Bersama

JAKARTA - Menjelang pergantian tahun 2025 menuju 2026, suasana reflektif mewarnai ajakan dari aparat kepolisian di Jawa Barat. 

Alih-alih mendorong perayaan meriah, Kapolda Jawa Barat mengajak masyarakat untuk menahan euforia dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih bermakna. 

Imbauan tersebut disampaikan sebagai respons atas bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan menimbulkan duka mendalam bagi banyak keluarga.

Menurut Kapolda Jabar, momentum pergantian tahun seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai pesta, tetapi juga sebagai saat yang tepat untuk menunjukkan empati dan kepedulian sosial. 

Dengan mengajak masyarakat berdoa bersama, ia berharap nilai solidaritas dan persaudaraan antarsesama anak bangsa dapat semakin menguat di tengah situasi sulit yang dihadapi sebagian masyarakat Indonesia.

Ajakan Menahan Euforia Pergantian Tahun

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan mengimbau masyarakat agar tidak merayakan pergantian tahun 2025/2026 secara berlebihan. 

Ia menilai kondisi saat ini menuntut kepekaan sosial, mengingat adanya bencana alam yang menimpa saudara-saudara sebangsa di wilayah Sumatra.

“Ini menjadi konsekuensi bagi kita semua sebagai sesama anak bangsa, saudara satu tanah air, untuk sama-sama prihatin terhadap kondisi yang dialami saudara-saudari kita,” kata Rudi di Markas Polda Jawa Barat, Selasa, 30 Desember 2025.

Rudi menegaskan bahwa ajakan tersebut bukan untuk membatasi kebahagiaan masyarakat, melainkan mengarahkan perayaan agar lebih bermakna dan penuh empati terhadap kondisi nasional yang sedang berduka.

Doa Bersama Sebagai Bentuk Solidaritas

Sebagai alternatif perayaan, Rudi mengajak warga Jawa Barat untuk mengisi malam tahun baru dengan doa bersama. 

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan wujud nyata solidaritas dan kepedulian terhadap para korban bencana alam.

“Makanya dalam pergantian tahun ini kita diminta dan dianjurkan untuk mengadakan doa bersama,” ujar Rudi.

Ia berharap melalui doa bersama, masyarakat dapat turut menyampaikan harapan dan dukungan moral bagi para korban, sekaligus memohon agar bencana serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.

Larangan Kembang Api dan Petasan

Dalam kesempatan yang sama, Rudi juga menyinggung soal penggunaan kembang api dan petasan saat malam tahun baru. Menurutnya, pergantian tahun tidak sepantasnya dirayakan dengan kemeriahan yang berlebihan, terutama di tengah situasi duka akibat bencana alam.

Ia menekankan bahwa larangan tersebut bukan semata-mata soal aspek keamanan, tetapi juga sebagai simbol empati dan keprihatinan terhadap para korban bencana di berbagai daerah.

“Karena kita berempati, maka itu dilarang. Kita merasa prihatin kepada seluruh saudara-saudara kita yang terkena bencana,” tandasnya.

Tahun Baru sebagai Momentum Refleksi Bersama

Lebih lanjut, Rudi menyampaikan bahwa pergantian tahun seharusnya dimaknai sebagai momen refleksi diri dan kepedulian terhadap sesama. 

Dalam situasi seperti ini, ia mengajak masyarakat untuk mendoakan keselamatan dan pemulihan bagi wilayah yang terdampak bencana.

“Kita mohon kepada Ilahi, Allah SWT, supaya bencana ini tidak melanda kita kembali dan saudara-saudara kita diberikan kemudahan serta kekuatan untuk kembali hidup normal,” ujar Rudi.

Dengan ajakan tersebut, Kapolda Jabar berharap masyarakat Jawa Barat dapat menyambut tahun baru dengan sikap yang lebih bijak, penuh empati, serta mengedepankan nilai kemanusiaan dan persaudaraan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index